Apakah kamu pernah bermimpi? Tentu Setiap
orang pernah bermimpi. Kemudian jika pertanyaannya diganti, apakah kamu punya
impian? Sepertinya tidak semua bisa menjawab. Ini adalah ceritanya, seorang
tunadaksa, seorang mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan seorang anak
yang ingin menjadi kebanggaan bagi orang tuanya. Dia merupakan salah satu dari
beberapa penyandang disabilitas yang diterima di salah satu PTN melalui Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Wajah sumringah orang tuanya
terlihat jelas ketika datang ke kantor Kuspito Ortotik Prostetik untuk memasang
alat bantu kaki palsu anaknya tesebut, mungkin itulah wujud rasa bangga mereka
dengan prestasi yang diraih anaknya. Orang tuanya banyak cerita bagaimana
kecelakaan saat usianya 15 tahun membuat kakinya harus diamputasi sebatas
lutut. Kota Malang yang harus menempuh perjalanan 8 jam untuk ke Kuspito pun
terasa dekat demi untuk memasang kaki
palsu bawah lutut COMFIDAY.
Sambil latihan berjalan dengan kaki palsunya,
dia berbagi sedikit cerita kenapa akhirnya dia bisa diterima di PTN walaupun
sebenarnya dia bukanlah siswa yang pintar di sekolahnya, nilainya pun juga bisa
dibilang pas - pasan. Awalnya juga sempat punya pemikiran untuk tidak kuliah, alasannya
jelas karena minder dengan fisiknya. Tetapi kemudian dia menjadi sangat
tertantang untuk bisa lolos masuk PTN, demi ingin merubah pemikiran orang bahwa
penyandang disabilitas itu tidak bisa apa-apa. Sama seperti siswa lainya yang
ingin masuk PTN, dia berusaha belajar giat semaksimal yang bisa dia lakukan,
hingga akhirnya dia diterima di Jurusan Ilmu Komunikasi. Apa yang dia katakan adalah
walaupun sebagai tunadaksa tapi dia juga bisa menempuh pendidikan tinggi
seperti orang normal lainnya. Dan suatu saat nanti dia juga ingin bisa berbagi
ilmu yang dimilikinya kepada banyak orang, yang paling utamanya dia ingin
menjadi anak yang membanggakan bagi orang tuanya.